Search

Patriotisme Persfektif Islam Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Di Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai suatu negara merdeka yang sebagian besar penduduknya merupakan penganut agama islam. Berdasarkan data pada tahun 2021, penduduk muslim di Indonesia mencapai 231.000.000 atau setara dengan 86,7 persen dari total populasi Indonesia. Jumlah yang tak sedikit ini bisa mengindikasikan bahwa Sebagian besar kehidupan di Indonesia berlandaskan nilai – nilai keislaman yang kuat. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kebudayaan – kebudayaan bernafaskan islam yang sangat populer di Indonesia. Kebudayaan atau tradisi ‘Muludan’ misalnya, tradisi yang digelar setiap tahun oleh muslim di Indonesia setiap mendekati tanggal kelahirannya Nabi Muhmmad SAW, yaitu pada tanggal 12 Rabiul awal. Perayaanya beragam, setiap daerah memiliki cara masing – masing dalam memperingatinya, yang pada prinsipnya adalah sebagai cara mereka mengagungkan Nabi utusan Allah SWT. Tersebut dengan memperingati hari kelahirannya. Tradisi ‘Muludan’ ini sangat mencirikan kebudayaan islam yang ditampilkan begitu sesuai dengan syari’at islam. Selain itu, bukan hanya tradisi ‘Muludan’ sebagai tradisi islam yang ada di Indonesia, tradisi lainnya seperti rajaban, hari raya idul fitri, hari raya idul adha dan masih banyak lainnya merupakan kebudayaan islam di Indonesia yang mencirikan bahwa Negara Indonesia tak terlepas dari peran agama islam yang sangat signifikan.

            Peranan islam dalam berlangsungangnya kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia berlaku dari berbagai aspek kehidupan. Bukan hanya soal tradisi dan kebudayaan saja tetapi mencakup politik, pertahanan, sosial, diplomasi dan masih banyak lainnya. Akan tetapi yang tak kalah pentingnya, peranan islam di Indonesia yang utama adalah sikap patriotisme yang dicerminkan muslim di Indoensia terhadap Bangsa Indonesia ini. Para patriotis muslim  sejak zaman penjajahan dulu hingga sampai saat ini masih terus eksis dan terimplementasikan secara jelas terhadap kepentingan Bangsa Indonesia ini. Di zaman sebelum kemerdekaan, terdapat banyak sekali pejuang – pejuang islam baik yang bergabung dalam kerajaan atau sukarelawan berjuang melawan penjajan dengan segenap kekuatan yang dimiliki. Kemudian di era mendekati kemerdekaan, bermunculan kelompok – kelompok islam yang dibentuk oleh para cendikiawan muslim untuk melakukan perlawanan nyata terhadap para penjajah. Perlawananan ini dilakukan dalam berbagai macam bentuk, baik dengan cara militer, diplomasi, ekonomi atau lainnya. Yang pada prinsipnya untuk melemahkan para penjajah. Segala bentuk perlawanan mereka di era penjajahan tentunya di dasari oleh jiwa patriotisme mereka yang bercita – cita besar menginginkan kemerdekaan Negara Indonesia serta karena besarnya rasa cinta tanah air mereka. Mengenai cinta tanah air, Allah SWT. Berfirman dalam surah Al-Qashas[28]:85

إِنَّ ٱلَّذِي فَرَضَ عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَىٰ مَعَادٖۚ قُل رَّبِّيٓ أَعۡلَمُ مَن جَآءَ بِٱلۡهُدَىٰ وَمَنۡ هُوَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ 

”Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (muhammad) untuk  ( melaksanakan hukum-hukum) Al-quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat Kembali. Katakanlah (Muhammad), ‘Tuhanku mengetahui aorang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata”

            Syekh Ismail Haqqi, seorang ulama mufasir penulis kitab ‘Tafsir Ruhul Bayan’ menyatakan bahwa ayat ini mengandung petunjuk bahwa mencintai tanah air adalah Sebagian dari iman. Ayat ini menjadi pelipur untuk Nabi saat berhijrah ke Madinah yang pada saat itu masih terus merindukan tanah kelahirannya Mekkah, karena itu Allah berjanji kelak akan membawanya Kembali ke tanah asal

            Selain itu, Para ulama tafsir seperti Ath’thabari (W.310 H), dalam kitab Tafshir Ath-thabari, menampilkan dua aliran Riwayat tafsir, yang masing-masing memiliki hasil penakwilan yang berbeda. Uniknya semua Riwayat tersebut disandarkan pada sahabat tabi’in pembawa Riwayat tafsir yang mashyur, seperti Ibnu Mujahid, Ibnu Abbas, Sa’id ibn Jubair, Ikrimah dan lainnya. Kita ambil sampel kedua Riwayat tafsir tersebut untuk memperjelas kajian kita. Perlu diketahui, bahwa kedua aliran itu berbeda dalam memberikan takwil terhadap lafadz ilal’ma’ad. Pertama, mereka menakwilkan lafadz al-ma’ad sebagai akhirat atau syurga, Kedua, mereka menakwilkan al’ma’ad sebagai al-maut (kematian). Ketiga, mereka yang menakwilkan al’ma’ad sebagai mekkah dimana baginda Nabi Muhammad SAW pernah diusir oleh kaumnya dari kota tersebut sehingga terjadilah peristiwa hijrah.(Muhammad Syamsudin, 2019)

      Dalam perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia, tentu tak lepas dari pada sikap patriotisme yang ditunjukan oleh para pahlawan. Sikap kepahlawanan serta rela berkorban yang ditunjukan oleh para pahlawan, telah berdampak nyata bagi bangsa dan negara. Perjuangan mereka tak lepas karena besarnya kecintaan mereka terhadap tanah air t ini. Oleh karena itu, sikap patriotisme para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan patut ditiru dan diajarkan kepada generasi selanjutnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala – galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.

Sementara menurut buku “Jiwa Patriotisme” oleh Sri Kartini (2020), patriotisme

Berasal dari kata patriot dan isme, artinya sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan. Adapun yang dimaksud dengan patriotism dijelaskan menjadi beberapa pengertian.

  1. Patriotisme merupakan seseorang yang bersedia mengorbankan segala – galanyauntuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya, semangat cinta tanah air
  2. Patriotisme adalah sikap berani, pantang menyerah, dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
  3. Patriotisme dalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan pemuh semangat, rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran bangsa (Fahri Zulfikar, 2021)

Berbicara patriotisme dalam perspektif islam, Nabi Muhammad SAW bersabda “Cinta tanah air merupakan bagian dari iman”. Hazrat Mirza Masroom memberikan penjelasan tentang hal ini:

“Patriotisme yang tulus adalah suatu keharusan dalam islam. Kecintaan sejati kepada Tuhan dan kepada islam, menyaratkan orang itu harus mencintai bangsanya sendiri” lebih lanjut ia menjelaskan “Karena cinta tanah air telah menjadi bagian dari ajaran islam, sudah jeals bahwa seorang muslim harus mencapai standar loyalitas tertinggi terhadap tanah airnya, karena hal tersebut adalah jalan untuk meraih Allah dan menajdi lebih dekat kepada-nya”(Saira Basir , 2021)

      Dalam islam, sikap patriotisme penting dimiliki setiap orang. Karena sikap berani, pantang menyerah serta rela berkorban dalam mempertahankan bangsa dan negara merupakan bagian dari ajaran agama islam yang disyari’atkan. Agama islam tak hanya mengatur tentang hal – hal bersifat syara’ saja, problematika tentang kebangsaan dan kenegaraanpun menjadi bagian penting dari ajaran agama islam. Oleh karenanya, sikap patriotisme dalam pandangan islam selalu menjadi hal penting untuk disyi’arkan. Karena menjadi orang beragama juga harus memilki sikap patriotism.

            Untuk itu, patriotisme masih harus terus disyi’arkan kepada umat islam khususnya kepada umat islam umumnya kepada masyarakat Indonesia. Untuk menunjukan sikap patriotism di zaman ini, tidak perlu lagi harus berkorban nyawa berperang melawan penjajah, akan tetapi sikap patriotism saai ini bisa ditunkjukan dengan cara melakukan hal – hal yang cenderung mempertahan persatuan dan kesatuan Indonesia. Seperti mencegah adanya separatism, ancaman – ancaman radikalisme dan terorisme dan hal – hal yang mengancam persatuan lainya

            Penerapan atau bentuk sikap patriotisme yang ditunjukan umat islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dapak kita lihat dalam 2 sisi.

  1. Bentuk patriotisme umat islam di zaman sebelum kemerdekaan

Sudah sangat populer, di zaman sebelum kemerdekaan terdapat banyak sekali para patriotis muslim yang menunjukan sikap patriotismenya dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh islam seperti Abdul Halim Majalengka (W.1962) merupakan aktivis kemerdekaan ulama, Abdul Kadir (W.1875) merupakan seorang bangsawan, Abdul Muis (W.1959) merupakan seorang politisi sekaligus penulis, kemudian Abdul Wahab Hasbullah (W.1971) merupakan tokoh islam dan penopang berdirinya organisasi Nahadhotul ‘ulama (NU). Tokoh-tokoh seperti mereka merupakan para pahlawan Indonesia beragama islam yang memilki sikap patriotisme yang tinggi, sehingga sangat keras perjuanganya dalam membela kemerdekaan Negara Indonesia.

       Bentuk sikap patriotisme yang ditampilkan oleh para pahlawan muslim di zaman sebelum kemerdekaan masih cenderung ditampilkan secara fisik atau militer melawan para penjajah, maksudnya yaitu dengan ikut berperang melawan para penjajah baik dengan cara fisik atau diplomasi yang tujuan utamanya adalah untuk merdeka dari penjajah. Bentuk-bentuk sikap patriotisme umat islam dizaman sebelum kemerdekaan diantaranya:

  1. Berperang melawan para penjajah dengan senjata dan alat sederhana

Dapat diamati, di zaman dulu teknologi tak secanggih seperti saat ini. Telekomunikasi, peralatan militer, dan pengetahuanpun belum modern seperti saat ini, sehingga untuk menampilkan sikap patriotism mereka tidak lain untuk berperang secara fisik melawan penjajah dengan alat seadanya. Alat berperang yang digunakan seperti bamboo runcing, atau perabotan tajam lainnya mereka gunakan yang tujuannya melawan penjajah, meski dengan senjata tersebut sangat sulit tapi berkat kegigihan dan semangat mereka yang dilandasi oleh sikap patriotisme penjajah berhasil terusir.

  • Menjadi orang yang berpendidikan

Semua orang tahu bahwa Pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan sangat memprihatinkan. Indonesia belum bisa menyelenggarkan Pendidikan yang layak dan merata untuk rakyat Indonesia. Bahkan justru yang berdiri adalah sekolah-sekolah asing yang diselenggarakan oleh para penjajah, sehingga mau tidak mau pelajaran sekolah yang diajarkannya pun adalah pelajaran-pelajaran yang mereka pahami. Seperti di masa penjajahan Belanda dan masa penjajahan Jepang.

Akan tetapi, bagaimanapun juga harus ada yang namanya orang yang berpendidikan di Negara Indonesia ini, jika tidak mereka akan terus dibodoh-bodohi oleh para penjajah. Maka, dengan senantiasa menjadi orang yang berpendidikan tinggi dimasa penajajahan, Ketika situasi sulit, maka mereka adalah orang yang benar – benar memilki sikap patriotisme yang tinggi, karena itulah mereka rela belajar demi mendidik putra-putri bangsa menjadi bangsa yang cerdas dan berbudi pekerti.

  • Mengaji di Pesantren

Salah satu bentuk patriotisme lainnya di masa sebelum kemerdekaan yaitu dengan mengaji di pesantren. Pesantren adalah model Pendidikan yang paling tua di Indonesia. Bahkan pesantren sudah lebih dulu hadir sebelum sekolah – sekolah umum didirikan. Mengapa dengan mengaji di pesantren menajdi salah satu bentuk sikap patriotisme ?, karena dengan menadalamai ilmu-ilmu agama, khususnya Al-quran di pesantren akan mendekatkan bangsa Indonesia ini kepada rahmat Tuhan yang maha esa. Para santri yang mengaji di pesantren merupakan orang-orang yang diberkahi dan janjikan pahala besar oleh Allah subhanahu wata’ala. Karena menuntut ilmu merupakan hal pertama yang diajarkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Yaitu pada surat Al-‘alaq ayat 1-5

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ 

”Bacalah denagan (menyebut) nama tuhamnu yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan tuhamulah yang maha mulia (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5)

            Ayat yang diturunkan di bulan suci Ramadhan di atas, kemudian ditafsirkan oleh para ulama untuk menemukan makna yang terkandung di baliknya. Kata iqra’ dalam ayat di atas memilki berbagai macam makna diantaranya membaca, menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, dan lain sebagainya. Menurut para ulama, kata yang kemudian diikuti dengan lafadz bismi rabbika tersebut adalah untuk membedakan antara orang beriman dengan kebiasaan kaum kafir quraisy, Sebab, pada saat itu , kaum kafir Quraisy terbiasa menyebutkan berhala sesembahan mereka Ketika memulai segala sesuatu. Misalnya, mereka kaum kafir quraisy tersebut menyebutkan bismi allata.

            Syekh Abdul Halim Mahmud berpendapat, Dengan kalimta iqra’ bismi rabbika dalam segala aktivitas, maka seakan-akan kita telah mengatakan, ‘Bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu.’ Begitupun ketika seseorang hendak berhenti dari aktivitas melibatkan nama Allah maka itu artinyaseluruh aspek kehidupan seperti sujud, cara dan tujuannya, semua dilakukan karena Allah ‘Azza wa jalla. (Hadi Mulyono, 2020)

  • Bentuk Patriotisme umat islam di Zaman setelah kemerdekaan, sampai saat ini

Penerapan bentuk sikap patriotism yang diperankan oleh umat islam dari masa ke masa memang ada yang sama saja, tapi ada juga yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan berbagai factor, seperti karena kondisi Indonesia yang sudah merdeka, pesatnya perkembangan teknologi dan informasi serta sumber daya manusia (SDM) yang semakin hari semakin membaik. Berikut bentuk patriotisme yang diperankan oleh umat islam di masa setelah kemerdekaan sampai saat ini

  1. Menjaga persatuan dan kesatuan, serta mencegah separatisme

Bukan tanpa masalah, justru setelah kemerdekaan Negara Indonsia semakin banyak persoalan yang harus di hadapi. Seperti yang dikatakan oleh Presiden pertama RI, Ir.Soekarno “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, tapi perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Dengan demikian, salah satu bentuk patriotism yang ditunjukan oleh umat islam saat ini adalah dengan menjaga persatuan dan kesatuan di Negara Indonesia ini.

Selain itu, dengan mencegah serta melawan kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab yang hanya menuruti ego-nya untuk memisahkan diri dari Kedaulatan Republik Indonesia, atau yang disebut dengan separatisme. Dengan begitu, umat islam yang berusaha keras mencegah, melawan atau melakukan bentuk apapun yang pada prinsipnya mencegah separatisme di negara Indoensia ini, maka secara tidak langsung ia sudah menunjukan sikap patriotisme.

  • Ikut serta dalam pembangunan negara

Sebagai suatu bangsa yang berdaulat, tentu tidak ingin stganan diam di tempat saja. Para pemimpin di negeri ini sudah pasti menginginkan Indonesia ini terus berkembang untuk kemudian menjadi negara maju. Akan tetapi, cita-cita pembangunan ini tidak bisa dilakukan oleh beberapa pihak saja, seharusnya dilakukan secara serempak oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dari mulai para pejabat, rakyat, pegawai negeri, ulama, para pengusaha dan lainnya untuk sama – sama bekerja sama. Sebagai muslim pun juga harus lebih memilki kemauan yang kuat untuk ambil bagian berkontribusi dalam membangun negara Indoensia ini. Karena, bercermin dari Nabi Muhammad SAW yang merupakan bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga pemimpin negara. Ia mengendalikan dua hal, agama dan negara. Oleh karenanya sebagai muslim pun seyogyanya ikut serta dalam pembangunan negara, seperti yang dicontoh oleh Nabi Muhammad SAW.

  • Berprestasi dan berinovasi

Sebagai cara untuk menunjukan kemampuan diri serta eksistensi bangsa Indonesia, meraih segudang prestasi merupakan cara berjuang mempertahankan negara Indoensia. Dengan berpresati khususnya di kanca internasional, membuat harum nama Indoensia adalah sikap patriotis yang baik. Dengan berprestasi, juga menunjukan seberapa baik kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa tersebut, yang nantinya kan menjadi pandangan dunia terhadap bangsa Indonesia. Di dalam islam, berprestasi dalam artian menjadi lebih baik dianjurkan oleh Rosulullah SAW dalam salah satu Riwayat Hadist.

“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi. Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka”

Dalam hadist tersebut memberi pesan kepada kita untuk terus menjadi lebih baik, diantaranya yaitu meraih torehan prestasi demi prestasi di setiap waktu.

            Selain itu, dengan berinovasi menyumbangkan opini yang baik juga merupakan sikap patriotis yang patut diapresiasi. Dengan berinobasi menciptakan hal – hal baru membuat perkembangan yang signifikan terhadpa kemajuan bang sa Indonesia ini.

  • Berpegang teguh, serta ta’at kepada Allah dan rosulnya

Terakhir, yang paling utama adalah meneguhkan hati, jiwa serta pikiran dalam keta’atan kepada Allah SWT. Karena, seiring kemajuan zaman dan lebih berintegrasinya Bangsa Indoensia tidak membuat kita umat islam menjadi lalai dan mengabaikan keta’atatan kita keapada Allah SWT. Dan rosulnya. Karena, dengan dekatnya kita kepada Allah akan mengundang keberkahan tersendiri bagi Bangsa Indonesia.

Agama islam yang merupakan agama rahmatan lil’aalamiin yang berarti rahmat bagi seluruh alam mengatur berbagai hal yang kaitanya dengan kehidupan manusia. Termasuk sikap patriotisme dalam islam diatur sedemikian rupa agar kaum muslimin memiliki spirit yang tinggi dalam mempertahankan negara. Sikap patriotisme yang ditunjukan umat islam secara tidak langsung mengabarkan kepada kita bahwa islam sangat mendukung segala bentuk yang kaitanya pembelaan terhadap Pancasila.

Dengan demikian, kehidupan umat islam yang patriotis dalam menjalan kehidupan berbangsa dan bernegara patut didorong Supaya kekuatan Indonesia dalam mempertahankan persatuan dan kesatuanya tak hanya mengandalkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), akan tetapi didukung langsung oleh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan, agar mewujudkan Negara Indonesia yang utuh, berdaulat, adil dan makmur

Sikap Patriotisme yang ditunjukan umat islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memilki pengaruh yang signifikan. Diantara dampak dari sikap patriotis – Nya umat islam, diantaranya:

  1. Tumbuhnya persatuan dan kesatuan

Sebagai negara yang berideologikan Pancasila, kehidupan berbangsa dan bernegara rakyatnya tak terlepas dari nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Terlebih jika itu dilakukan oleh umat islam yang merupakan penduduk mayoritsa di negeri ini. Dampakk dari pada sikap patriotismenya umat islam menimbulkan persatuan dan kesatuan yang luar biasa, sebagai mayoritas, tentu jumlahnya akan sangat banyak dan memilki kekuatan yang besar. Sebagai contoh, aksi 212 di Jakarta yang dihadiri oleh jutaan umat islam sebagai satu dari berbagai bukti persatuan dan kesatuan umat islam sangatlah kuat, karena mereka memilki sikap patriotism

  • Membantu pertahanan dan juga perkembangan Negara Indonesia

Jiwa patriotisme umat islam, yang kemudian tumbuhnya rasa memilki dan siap berjuang demi negara membuat umat islam akan mampu melakukan apa saja untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tentu saja hal ini merupakan suatu keuntungan besar, karena dengan demikian semakin kuatlah pertahanan di negeri ini. Selain itu, jiwa patriotisme yang dimilki umat islam juga akan berdampak pada spirit mereka dalam melakukan pembangunan – pembangunan baik secara individua atau secara nasional. Hal ini didorong oleh tuntutan dirinya sendiri karena memilki sikap patriotisme.

                          Sikap patriotisme tak hanya ditunjukan pada masa tertentu saja. Misalnya pada masa perjuangan mengusir para penjajah dari negeri ini. Akan tetapi sikap patriotisme berlaku sepanjang masa, baik sebelum Indonesia meredeka atau setelahnya. Dengan demikian, seiring perkembangan zaman yang terus berkembang, meninggalkan jauh masa penjajahan, maka timbulah bentuk – bentuk terbaru dalam mengimplementasikan sikap – patriotisme dalam perspektif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Diantaranya adalah:

  1. Menambah wawasan keagamaan dan kebangsaan

            Dengan berbekal wawasan yang luas tentang keagamaan, maka akan semakin memperkuat keyakinan umat islam kepada Allah SWT. Keyakinan tersebut yang akan menajdi kekuatan besar bagi umat islam sebagai hujjag dalam berpatriotis.

            Selain itu, memperluas wawasan kebangsaan juga akan semakian menguatkan rasa memilki terhadap bangsa dan negara. Dengan demikian, jiwa oatriotismenya akan lebih berkobar dan rela mengorbankan apapun demi keutuhan negeri ini.

  • Mencintai dan mengenal kebudayaan islam dan bangsa sendiri

            Kebudayaan adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan menjadi cara hidup suatu kelompok, kebudayaan adalah pola terpadu dari pengetahuan, keyakinan dan perilaku manusia.

            Kebudayaan adalah hal – hal yang berkaitan dnegan budi, dan akal manusia. Ini bisa meliputi pandangan, sikap, nilai, moral, tujuan, dan adat istiadat ( Anugerah Ayu Sendari, 2021)

            Dengan mencintai dan mengenal lebih dalam mengenai kebudayaan bangsa sendiri, akan semakin melekatkan kecintaannya kepada bangsa sendiri. Lalu akan timbul jiwa patriotism, biilamana kebudayaan itu diusik oleh bangsa lain atau diakui sebagai kabudayaan miliknya. Akan tetapi, kita juga harus memilih secara selektif, tentang kebudayaan mana yang sesuai dengan ajaran islam atau tidak. Hal ini penting, karena berkaitan dengan kehidupan kita .Dua hal ini, hanya beberapa yang mewakili dari pada bentuk patriotisme dalam perspektif islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Masih ada banyak lagi jika kita gali lebih dalam mengenai bentuk – bentuk lainnya.

Sebagai bahan evaluasi serta perenungan terhadap kondisi sikap patriotisme Umat islam di Indonesia, berikut beberapa kritikan terkait hal tersebut:

  1. Indonesia belum bisa menyebarkan wawasan tentang patriotisme secara merata kepada masyarakat

Kekurangan yang masih sangat terlihat di Indonesia, khususnya pada umat islam itu sendiri adalah pemerataan wawasan patriotisme terhadap masyarakat muslim. Di berbagai wilayah, masih banyak Lembaga Pendidikan yang tidak seimbang mengajarkan patriotism terhadap anak didiknya, dan lebih cenderung banyak mengajarkan keagamaan secara berlebih dan melupakan wawasan patriotism. Hal ini tidak sesuai denga napa yang disampaikan oleh Hadist Rosulullah SAW berikut ini.

“Bukankah orang yang paling baik diantara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan kedauanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain” (H.R Muslim)

  • Bangsa Indonesia masih tergolong lemah dalam menghadapi kelompok – kelompok separatisme

Sebagai negara yang sudah berpuluh tahun merdeka, ancaman separatism tentu tak bisa dihindarkan. Ancaman separatisme datang, perlu diantsisipapsi dengan baik oleh bangsa Indonesia. Karena faktor terjadinya separatism bukan hanya karena kekuatan militer saja, akan tetapi ekonomi pun menjadi faktor kuat terjadinya separatisme karena kerap terjadi berbagai tindak kejahatan seperti merampok, mencuri, membegal membunuh dan sebagainya

  • Budaya asing khususnya budaya barat, masih menjadi penyakit serius bangsa Indonesia

Kebudayaan luar, khususnya barat yang masuk ke Indonesia tak dapat terbendung. Sulit sekali mencegah dampak-dampak negatif dari pada kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia. Mudahnya informasi menyebar melalui smartphone merupakan salah satu penyebab utama dari masuknya dampak negatif budaya luar yang masuk ke Indonesia. Karena, dengan masuknya budaya luar, seperti gaya hidup barat akan dianaggap manarik oleh masyarakt Indonesia sehingga perlahan akan melemahkan sikap patriotisnya.

Masalah ini merupakan masalah serius yang benar-benar harus dibenahi oleh bangsa Indonesia agar jiwa patriotisme yang tertanam di dalam jiwa dan raga mereka tidak hilang, dan rela segenap jiwa dan raga mempertahankan serta berjuang untuk membela tanah air Indonesia.

Ketiga problematika tersebut merupakan hal yang seharusnya dibenahi lebih cepat, agar tidak mengancam kepada sikap patriotisme masyarakat Indonesia dengan lebih serius lagi. Karena, bagaimanapun juga sebagai suatu bangsa yang besar berbenah dan mencari sebuah solusi yang konkrit merupakan hal yang harus diselesaikan secara cepat, jika tidak penyakitnya akan semakin menular dan semakin mengancam integritas bangsa Indoenesia.

Selain dari pada kritikan, saran dan masukan-masukan yang baik juga penting sebagai bahan evaluasi dan perbaikan. Saran ditujukan secara khusus kepada 3 unsur, pertama kepada kepala pemerintahan (pejabat/pemimpin), Ulama, dan masyarakat secara umum. Berikut saran/masukan yang perlu disampaikan terkait hal ini:

  1. Kepala Pemerintahan (Pejabat/pemimpin)
  2. Sebaiknya keluarkanlah kebijakan-kebijakan positif yang tidak mengancam terhadap mental patriotisme masyarakat Indonesia. Dikarenakan, seringkali terjadi kebijakan-kebijakan kepada pemerintahan tentang suatu hal, yang memang baik untuk satu bidang, tetapi tidak mempertimbangkan terhadap faktor lainnya.
  3. Sebaiknya, Pendidikan mengenai wawasan patriotisme kepada berbagai lapisan masyarakat dilakukan lebih meluas dan merata lagi. Supaya tidak ada kesalahpahaman mengenai satu hal yang disebabkan oleh kurangnya wawasan daerah tertentu. Tentu hal ini akan menjadi peristiwa memalukan bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Karena hak Pendidikan, merupkan hak wajib yang harus diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia
  4. Hukum secara tegas orang-orang yang melanggar etika-etika patriotisme. Jangan sampai dibiarkan liar dan memperngaruhi masyarakat lainnya. Dengan menghukum lebih tegas lagi akan membuat efek jera terhadap pelaku yang melanggar hukum mengenai patriotisme
  5. Ulama (Pemuka Agama Islam)
  6. Sebaiknya ajarkanlah juga mengenai korelasi agama dengan kehidupan berbangsa dan bernegara utamanya dalam hal patriotisme. Dengan begitu, konflik-konflik sosial yang bertabrakan dengan agama yang disebabkan oleh kurangnya wawasan menganai wawasan patriotism tidak terjadi lagi
  7. Tunjukan sikap dan contoh patriotis kepada jama’ah atau pengikutnya. Menjadi seorang pemuka agama islam, tak selamanya mengajarkan hal-hal keagamaan, tetapi hal-hal kenegaraan pun juga perlu ditunjukan, sebagaimana Nabi Muhammad yang juga memilki sikap patriotis.
  8. Masyarakat secara umum
  9. Senantiasa belajar lebih dalam mengani wawasan patriotisme, supaya spirit dalam berjuang membela tanah air Indonesia menjadi semakin kuat.
  10. Sebaiknya ta’at dan ikuti kebijakan-kebijakan positif dari pemerintah
  11. Ikuti dan laksanakanlah fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama. Karena para ulama mengeluarkan fatwa dengan berdasar pada dalil-dalil Al-qur’an yang merupakan hujjah tertinggi dalam islam untuk menentuka suatu perkara.

Dengan demikian  dapat disimpulkan bahwa Sikap Patriotisme perspektif islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memilki banyak keberagaman dan bentuk yang variativ serta perkembangan yang signifikan. Karena, sikap patriotism harus ditunjukan sepanjang masa atau sepanjang negara Indonesia ini ada. Sikap patriotism yang ditunjukan umat islam, memilki pengaruh yang besar terhadap pertahanan bangs aini, serta sikap patriotisme itu juga menumbuhkan spirit mereka untuk mengembangkan negeri ini dalam berbagai aspek kehidupan. Karena bentuk dari pada berkorban bukan hanya mempertahankan, justru berkembang untuk maju merupakan bentuk perngorbanan yang lebih baik. Dengan demikian, patriotisme islam harus terus dikembangkan kepada umat islam pada umumnya secara merata. Agar, mereka lebih berani dalam mengorbankan jiwa, raga, dan hartanya demi keutuhan negeri ini.

BAGIKAN

REKOMENDASI

Kirim Kami Pesan